Es di Pegunungan Dunia Mencair dengan Kecepatan Rekor

Es di Pegunungan Dunia Mencair dengan Kecepatan Rekor

Es di Pegunungan Dunia Mencair dengan Kecepatan Rekor terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan sejumlah lembaga iklim global mengungkapkan bahwa lapisan es di pegunungan dunia mencair dengan kecepatan yang belum pernah tercatat sebelumnya. Dalam studi yang dirilis pada akhir Mei 2025, para ilmuwan memperingatkan bahwa pencairan es gunung telah mencapai tingkat yang “mengkhawatirkan”, mempercepat kenaikan permukaan laut dan mengancam kehidupan jutaan orang yang bergantung pada air dari gletser.

Laporan tersebut menyatakan bahwa antara tahun 2023 dan 2024, gletser di pegunungan Alpen, Andes, Himalaya, dan Rocky Mountains kehilangan massa rata-rata sebesar 1,2 meter ketebalan air—angka tertinggi dalam pengukuran tahunan sejak pemantauan sistematis dimulai pada pertengahan abad ke-20.

Penyebab Percepatan Pencairan

Para ilmuwan mengaitkan percepatan pencairan ini dengan peningkatan suhu global akibat emisi gas rumah kaca. Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah modern, dengan suhu global rata-rata naik lebih dari 1,5°C dibandingkan era pra-industri. Kombinasi dari gelombang panas ekstrem, pengurangan salju musiman, dan hujan yang menggantikan salju di beberapa wilayah turut memperparah kondisi.

“Gletser adalah indikator paling sensitif dari perubahan iklim, dan apa yang kita lihat saat ini sangat mengejutkan,” ujar Dr. Maria Gonzalez, klimatolog dari WMO. “Jika tren ini terus berlanjut, kita berisiko kehilangan sebagian besar gletser kecil di dunia dalam 30 tahun ke depan.”

Dampak Global

Pencairan es pegunungan memiliki dampak luas, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Di Asia Selatan, sungai-sungai besar seperti Indus, Ganges, dan Brahmaputra sangat bergantung pada air lelehan gletser dari Himalaya. Penurunan volume es akan mempengaruhi pertanian, pembangkit listrik tenaga air, dan ketersediaan air bersih bagi ratusan juta orang.

Di Eropa, hilangnya gletser di Alpen tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata musim dingin, tetapi juga mengganggu sistem ekologi dan pasokan air musiman untuk pertanian di wilayah seperti Swiss dan Italia Utara.

Laporan juga mencatat meningkatnya risiko bencana, seperti banjir gletser (glacial lake outburst floods) yang mengancam desa-desa di Nepal dan Peru. Selain itu, pencairan es mempercepat kenaikan permukaan laut, yang berdampak langsung pada negara-negara kepulauan dan kawasan pesisir.

Tindakan Mendesak Diperlukan

Para ahli menyerukan tindakan cepat dan tegas dari komunitas internasional untuk membatasi pemanasan global dan melindungi ekosistem pegunungan. Hal ini termasuk percepatan transisi energi bersih, pengurangan emisi karbon, serta investasi dalam sistem pemantauan dan adaptasi di wilayah rawan.

“Waktu hampir habis. Kita tidak hanya berbicara tentang gletser, tapi tentang masa depan jutaan manusia yang kehidupannya bergantung padanya,” tegas Dr. Gonzalez.

Penutup

Laju pencairan es di pegunungan dunia yang mencetak rekor menjadi alarm keras atas realitas perubahan iklim yang kian nyata. Tanpa intervensi serius secara global, konsekuensinya tidak hanya akan dirasakan di puncak gunung, tetapi akan mengalir turun ke seluruh pelosok dunia—dalam bentuk krisis air, bencana alam, dan instabilitas sosial-ekonomi yang lebih luas.

1 Comment

  1. Hi, this is a comment.
    To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
    Commenter avatars come from Gravatar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *